Jumat, 17 Desember 2010

GANGGUAN MAKAN - "ANOREKSIA NERVOSA"


Anoreksia atau lengkapnya disebut anoreksia nervosa merupakan suatu gangguan yang berpotensi mengancam nyawa akibat kelaparan dan penurunan berat badan yang drastis. Diagnosa ditegakan jika seseorang kehilangan sedikitnya 15% dari berat badan normal atau idealnya. Penurunan berat badan yang ekstrem pada penderita anoreksia sangat berbahaya bagi kesehatan dan bahkan dapat mematikan.

Istilah anoreksia secara harafiah artinya kehilangan nafsu makan. Definisi ini sedikit salah kaprah sebab penderita anoreksia sebenarnya merasakan lapar namun menolak untuk makan. Penderita anoreksia sangat takut gemuk bahkan mereka tetap melihat dirinya gemuk padahal sudah sangat kurus. Mereka akan menolak makan dan melakukan olah raga yang berlebihan  untuk menurunkan berat badan.

Siapa saja yang dapat mengalami anoreksia?

Gangguan makan seperti anoreksia umumnya dialami oleh wanita terutama mereka yang berprofesi sebagai aktor, model, penari dan atlet. Mereka umumnya takut kelihatan gemuk akibat tuntutan profesi yang lebih mementingkan penampilan tubuh.

Penderita anoreksia tampak sangat berprestasi baik di sekolah, olah raga, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Mereka terlihat perfeksionis dengan obsesif, cemas atau gejala depresif. Anoreksia dimulai pada masa pubertas dan dapat muncul kapan saja.

Apa sih penyebab anoreksia?

Penyebab pasti anoreksia masih belum diketahui namun diduga akibat kombinasi antara karakter pribadi, emosi, dan pola pikir. Faktor biologi dan lingkungan juga berperanan penting atas terjadinya anoreksia.

Penderita anoreksia sering menggunakan makan dan makanan sebagai cara untuk “melarikan diri” dari tekanan atau stress yang mereka rasakan. Perasaan rendah diri, cemas, marah, selalu kekurangan, kesepian juga memberikan kontribusi terhadap terjadinya anoreksia. Mereka yang mengalami masalah makan umumnya pernah mengalami sejarah buruk dalam hubungan pertemanan atau percintaan yaitu pernah dicampakan akibat kegemukan. Tekanan dari teman teman dan lingkungan sekitar yang tampak langsing dan cantik secara fisik ikut memancing seseorang mengalami anoreksia.

Gangguan makan juga disebabkan oleh masalah fisik. Perubahan hormonal yang mengendalikan masalah mood, selera makan, pikiran dan memori diduga berperanan atas terjadinya gangguan makan. Penderita anoreksia sering berasal dari keluarga yang salah satu anggotanya juga menderita anoreksia sehingga faktor genetik juga berperanan.

Penegakan diagnosis dalam kriteria untuk anoreksia nervosa:
 
1.Orang bersangkutan menolak untuk mempertahankan berat badan normal. Penurunan berat badan biasanya dilakuan melalui diet, muntah dengan sengaja dan olahraga berlebihan dapat menjadi gambaran anoreksia nervosa.

2.Mereka sangat takut bila berat badannya bertambah, dan rasa takut tersebut tidak berkurang dengan turunnya berat badan. Mereka tidak pernah merasa sudah cukup kurus.

3.Mereka memiliki pandangan menyimpang terhadap tubuh mereka. Bahkan dalam kondisi kurus mereka tetap merasa bahwa mereka kelebihan berat badan atau beberapa bagian tubuh gemuk. Mereka biasanya mengecek berat badan mereka dengan menimbangnya, mengukur berbagai bagian tubuh, dan mengamati secara kritis tubuh mereka di cermin. Harga diri mereka terkait dengan menjaga tubuh mereka tetap kurus.

4.Pada perempuan, kondisi tubuh yang sangat kurus menyebabkan amenorea, yaitu berhentinya periode mentruasi. Dari keempat kriteria diagnostik tampaknya kriteria keempat adalah kriteria yang kurang penting, melihat para perempuan ada yang mengalaminya dan juga tidak dalam anoresksia nervosa.

Apa saja sih gejala anoreksia?

Gejala anoreksia antara lain:
  • Penurunan berat badan yang sangat cepat dalam beberapa minggu atau bulan.
  • Terus terusan membatasi makan/diet meskipun sudah kurus.
  • Memiliki ketertarikan yang di luar kebiasaan terhadap suatu makanan, kalori, nutrisi atau memasak.
  • Sangat ketakutan bila berat badan meningkat.
  • Mempunyai kebiasaan makan yang aneh bahkan cenderung rahasia.
  • Takut gemuk meski sudah sangat kurus.
  • Tidak mampu menilai secara realistis terhadap berat badan seseorang.
  • Ingin selalu tampak sempurna dan suka mengkritik diri sendiri.
  • Kepercayaan diri sangat dipengaruhi oleh berat badan dan bentuk tubuh.
  • Depresi, cemas dan mudah marah.
  • Siklus haid yang tidak teratur dan bahkan tidak haid pada wanita.
  • Menggunakan obat diuresis, laksatif dan pil diet.
  • Sering sakit.
  • Menggunakan pakaian yang longgar untuk menutupi badan yang kurus.
  • Berolah raga yang berlebihan.
  • Merasa tidak berguna dan tidak ada harapan.
  • Putus asa.
  • Gangguan fisik seperti tidak kuat pada cuaca dingin, anemia, dan lain lain.
Bila tidak segera diatasi, anoreksia dapat menyebabkan:
  • Kerusakan organ khususnya jantung, otak dan ginjal.
  • Penurunan tekanan darah, nadi dan frekuensi nafas.
  • Rambut rontok.
  • Detak jantung yang tidak teratur.
  • Osteoporosis.
  • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
  • Kematian akibat kelaparan atau bunuh diri.
Bagaimana mendiagnosa anoreksia?

Mengindentifikasi anoreksia memerlukan tantangan tersendiri. Kerahasiaan, perasaan malu dan menolak dikatakan menderita kelainan adalah tantangan tersebut. Hal ini menyebabkan anoreksia sulit dideteksi dan baru diketahui setelah jangka waktu lama.

Begitu gejala tampak, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik maupun penunjang untuk menegakan diagnosa anoreksia. Meskipun pemeriksaan laboratorium khusus untuk anoreksia tidak perlu tapi dokter tetap melakukan beberapa tes untuk memeriksa kemungkinan gangguan fisik yang telah terjadi akibat anoreksia.

Jika tidak ditemukan penyakit fisik, dokter akan menyarankan penderita anoreksia untuk ke psikiatri untuk mengatasi masalah mental yang terjadi.

Bagaimana mengobati anoreksia?

Perawatan kegawat daruratan pada anoreksia diperlukan jika terdapat kondisi dehidrasi berat, malnutrisi, gagal ginjal dan detak jantung tidak teratur yang mengancam nyawa.

Gawat atau tidak, pengobatan anoreksia memerlukan tantangan akibat penderita menolak dianggap memiliki masalah. Seperti gangguan makan yang lain, anoreksia memerlukan penanganan yang komprehensif untuk mengetahui kebutuhan tiap tiap pasien.

Tujuan pengobatan adalah mengembalikan berat badan ke posisi sehat, mengatasi masalah emosional, memperbaiki pola pikir dan menjaga agar perubahan tersebut berlangsung terus menerus. Pengobatan sering mengkombinasikan antara psikoterapi dan obat obatan.

Apakah anoreksia bisa dicegah?

Meskipun sangat sulit mencegah semua kasus anoreksia tetapi pengobatan dini begitu gejala muncul sangat membantu penderita jatuh ke kondisi yang lebih parah. Pendidikan secara dini tentang kebiasaan hidup sehat dan pandangan positif terhadap makanan serta penampilan juga sangat membantu mencegah keadaan yang lebih parah dari gangguan makan.

Perubahan fisik pada anoreksia nervosa
Melaparkan diri sendiri dan penggunaan obat pencahar menimbulkan berbagai konsekuensi biologis yang tidak dikehendaki pada para pasien anoreksia nervosa. Tekanan darah sering kali turun, denyut jantung menurun, system pencernaan menjadi bermasalah. Abnormal EEG dan hendaya neurologis sering terjadi pada para pasien anoreksia. Perubahan struktur otak, seperti rongga yang meluas atau pelebaran sulcal, juga dapat terjadi, namun dapat diperbaiki.

Prognosis
Sekitar 70% pasien anoreksia akhirnya dapat sembuh. Meskipun demikian, penyembuhan dapat berlangsung selama 6 sampai 7 tahun, dan kekambuhan umum terjadi sebelum tercapainya pola makan yang stabil dan dipertahankannya berat badan.

Penanganan gangguan makan
Perawatan rumah sakit yang kadang dijalani dengan terpaksa, seringkali diperlukan untuk menangani pasien anoreksia agar asupan makanan pasien dapat ditingkatkan secara bertahap dan dipantau dengan teliti. Pada anoreksia, perlu untuk diberikan intervensi biologis dan psikologis.

Penanganan biologis
Karena anoreksia nervosa sering kali komorbid dengan depresi, gangguan ini ditangani dengan berbagai antidepresan. Fluoksetin lebih memberikan hasil dibandingkan dengan plasebo untuk mengurangi makan berlebihan dan muntah, juga mengurangi depresi dan sikap yang menyimpang terhadap makanan dan makan. Sayanganya, hal itu tidak terlalu berhasil. Hanya memulihkan berat badan tanpa mengurangi gejala-gejala anoreksia.

Penanganan psikologi anoreksia nervosa
Terapi bagi anoreksia secara umum diyakini sebagai suatu proses dua tahap. Tahap pertama, adalah tujuan jangka pendek yang membantu pasien menambah berat badan untuk mencegah komplikasi medis dan kemungkinan kematian. Program operant conditioning cukup berhasil untuk menambah berat badan dalam jangka pendek. Sedangkan tujuan jangka panjang memiliki dampak yang kurang bisa berhasil secara reliable dalam penanganan berat badan.

Daftar Pustaka:
Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, Ann M. 2000. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Permata.

Kamis, 16 Desember 2010

GANGGUAN MAKAN - "BULIMIA NERVOSA"


RESENSI FILM “MISS CONGENIALITY”

Dalam film ini seorang agen FBI yang bernama Hart (Sandra Bullock) ditugaskan untuk menyamar sebagai salah satu dari kontestan dari acara pemilihan ratu kecantikan. Disana agen Hart harus menyesuaikan diri seperti seorang kontestan ratu kecantikan yang selalu memperhatikan penampilannya. Dalam penyamarannya agen Hart bergaul dengan para kontestan yang lainnya, para kontestan yang lain itu selalu memperhatikan penampilannya. Salah satu caranya adalah ketika mereka selesai makan, mereka selalu mengeluarkan kembali makanan yang telah masuk kemulutnya, yaitu dengan memasukkan telunjuknya kedalam mulutnya hingga makanan tersebut keluar kembali. Padahal tubuh mereka sudah langsing tetapi para kontestan tersebut masih merasa tubuhnya kurang ideal dab mereka takut jika berat badan mereka bertambah dan menjadi gemuk.

Perilaku memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan tersebut, menunjukkan bahwa penderita mengalami kecemasan yang dapat berakibat depresi terhadap tuntutan yang berasal dari lingkungan, untuk dapat diterima dilingkungannya dan untuk dapat menjadi yang terbaik.

Bulimia

BULIMIA

A. PENDAHULUAN


1. Definisi bulimia
 

Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang artinya “extreme hunger” alias lapar yang amat sangat, mereka cenderung makan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat, seperti orang yang kelaparan, dan selanjutnya sebagai “kompensasi” dari pola makannya tersebut, mereka akan melakukan berbagai cara yang intinya supaya berat badan mereka tidak bertambah meski mereka sudah makan banyak. Bulimia nervosa merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan terjadinya gangguan pola makan ditandai dengan makan terlalu banyak dan diikuti dengan muntah yang dirangsang sendiri
Bulimia nervosa merupakan penyakit gangguan pada kebiasaan atau pola makan. Eating disorders (gangguan makan) adalah suatu sindrom psikiatrik yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, bentuk tubuh, dan berat badan. gangguan pola makan terjadi akibat beberapa sebab dalam perilaku makan, seperti konsumsi makanan yang kurang sehat atau makan yang terlalu banyak.
Bulimia nervosa adalah pesta makanan yang diikuti dengan mencuci perut atau sampai muntah. gangguan pola makan biasanya muncul bersamaan dengan penyakit lain seperti depresi, menjadi bagian dari sebuah kekerasan, dan gangguan kecemasan. Dalam hal ini, orang yang menderita gangguan pola makan bisa mengalami komplikasi kesehatan fisik yang lebih jauh lagi, termasuk masalah kondisi kerja hati dan gagal ginjal, yang mana dapat menyebabkan kematian. Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasa mereka orang-orang yang kelihatan sehat, sukses di bidangnya, dan cenderung ferfeksionis. Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi.
 

2. Tipe Bulimia
 

• Bulimia Nervosa-Purging Type : Tipe yang memuntahkan kembali makanan setelah sangat kenyang (menggunakan purging medications). Dilakukan dengan menusukkan jari ke tenggorokan, atau dengan menggunakan obat-obatan laksatif, obat pencahar, maupun obat-obatan lain. Tujuannya agar makanan tidak sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak menambah berat badan
 

• Bulimia Nervosa-Non Purging Type : Penderita berolahraga berlebihan setelah makan atau berpuasa untuk mengontrol berat badan, namun tidak muncul purging behaviors. Tujuannya agar energi yang dihasilkan dari makanan dapat langsung dibakar dan habis

B. . ETIOLOGI

 

1. Model adikasi : Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan pengobatan bulimia Nervosa yang menekan kan pada penghentian, dukungan sosial dan mencegah kekambuhan, dimana metode ini mirip dengan pengobatan adiksi terhadap alcohol maupun obat-obatan
 

2. Model keluarga : Gangguan makan pada remaja berhubungan dengan system interaksi antara keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan penderita bulimia nervosa adalah disfungsi interaksi dalam keluarga. Penderita bulimia nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan fisik maupun seksual semasa kanak-kanak
 

3. Model sosial budaya : Publikasi media tentang hubungan antara tubuh yang langsing dengan karier yang sukses telah merangsang para remaja untuk melakukan diet supaya tubuhnya menjadi langsing. Banyak remaja yang gagal mencapai keaadaan ini dan akhirnya menjadi penderita bulimia nervosa

4. Model kognitif dan tingkah laku : Bulimia nervosa merupakan implementasi tingkah laku yang irasional tentang bentuk tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri. Fokus pengobatan adalah mengidentifikasi disfungsi ini dan membantu menumbuhkan keyakinan yang rasional. Penderita diberikan jadwal makan yang jelas dan teratur
 

5. Model psikodinamik : Bulimia nervosa merupakan usaha untuk mengendalikan atau menghindari dampak perasaan yang tertekan, implusif dan kecemasan. Pengobatan psikodinamik adalah mencari proses yang mendasari penderita bulimia nervosa terutama gambaran psikososialnya.
 

6. Faktor yang berperan :
 

• Faktor psikososial : Berupa perkembangan individu, dinamika keluarga, tekanan sosial untuk berpenampilan kurus serta perjuangan untuk mendapatkan identitas diri
 

• Faktor genetik : Adanya bukti bahwa bulimia banyak didapat pada penderita dengan riwayat keluarga gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak pada kembar monozigot dibandingkan dizigot
 

• Faktor biologik : Berdasarkan studi ditemukan fakta bahwa genetik, hormon dan bahan kimia yang terdapat di otak berpengaruh terhadap efek perkembangan dan pemulihan bulimia
 

• Faktor budaya : Kebanyakan orang menilai bahwa cantik identik dengan kurus dan terkadang kondisi tersebut menjadi suatu tuntutan kerja. Anggapan ini pun menjadi budaya yang berkembang di masyarakat
 

• Perasaan pribadi : Penderita bulimia senantiasa berputus asa terhadap dirinya sendiri, tidak percaya diri sehingga mereka diet dengan cara menggunakan pil diet bahkan memuntahkan makanan. Penilaian orang terhadapa dirinya menyebabkan kecemasan dan tekanan yang dapat menyebabkan stress sehingga untuk mengatasinya mereka cenderung ke arah bulimia

C. TANDA-TANDA BULIMIA NERVOSA

 

• Makan Banyak berkelanjutan
• Menguruskan badan dengan diet berlebihan, puasa, latihan berlebihan atau memuntahkan kembali
• Memaksakan diri secara berlebihan untuk kurus
• Secara berkelanjutan masuk ke kamar mandi setelah makan
• Jari-jari memerah
• Pipi lembam
• Selalu mengukur diri dengan bentuk badan dan berat badan
• Depresi atau emosi tidak stabil
• Periode menstruasi yang tidak umum
• Gigi bermasalah, seperti gigi bolong
• Mulas-mulas


D. DAMPAK BULIMIA NERVOSA

 

1. Fisik
• Kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi makanan apapun
• Luka pada tenggorokan dan infeksi saluran pencernaan akibat terlalu sering memuntahkan makanan
• Lemah, tidak bertenaga
• Sulit berkonsentrasi.gangguan menstruasi
• Kematian
• Erosi dan lubang pada gigi serta penyakit gusi
• Dehidrasi
• Iritasi dan pembengkakan tenggorokan
• Pembengkakan pada pipi
• Rambut rontok dan kulit kering
• Masalah pencernaan
 

2. Psikologis
• Perasaan tidak berharga
• Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah
• Mudah merasa bersalah
• Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain
• Tidak percaya diri, canggung berhadapan dengan orang banyak
• Cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya
• Minta perhatian orang lain
• Depresi (sedih terus menerus)

E. TERAPI

 

a. Psikotherapi : Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan
Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam pengobatan
Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare : Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis makanan pasien bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila pasien tinggal dirumah tanpa pengawasan
 

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan yang sudah membaik :
 

• Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan respon yang fisiologis
• Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa lapar yang timbul itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi
• Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa bulan.
• Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat badannya
 

b. Farmakotherapi : Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat)
 

c. Terapi psikis : Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka
 

d. Terapi nutrisi : Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap kesehatan. Pengaturan diet untuk penderita bulimia nervosa dilakukan secara bertahap tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta. Selain dengan pengaturan makan yang sehat dan berimbang diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur

F. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

 

• Program pencegahan primer : Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja
 

• Program pencegahan sekunder : Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer

G. KESIMPULAN

 

Penyebab bulimia belum diketahui secara pasti hanya saja secara umum dapat terjadi karena peran berbagai faktor (psikologis, lingkungan, genetik). Sehingga penatalaksanaannya dilakukan dengan menerapkan berbagai terapi antara lain : terapi nutrisi, konseling, dan psikoterapi

H. SARAN

 

Bagi penderita yang mengalami bulimia nervosa hendaklah makan secara normal, diet seimbang dan bila menginginkan penurunan berat badan, mulailah dengan bimbingan ahli gizi